Wednesday, July 29, 2009

Sekeliling karya Indonesia yang terpatenkan

"Bukan lautan hanya kolam susu" dan "Kayu jadi tanaman" adalah salah satu petikan lagu yang menjadi sindiran untuk orang-orang yang mau berfikir tentang kekayaan Bangsa Indonesia dari seorang pencipta lagu tersebut, seorang pengabdi, pengabdi pada Bangsa Indonesia. Apakah beliau mencipta lagu itu atas dasar kebetulan ataukah dengan rasa komersial?. Dengan rasa hormat kepada seorang pengabdi, penghargaan apa yang telah engkau terima selama ini ataukah cukup dengan menorehkan tinta emas diatas kertas hitam?
Masih banyak mereka-mereka yang menulis dengan tinta emas untuk bumi Indonesia. Tulisan-tulisan mereka menjadi salah satu ikon Indonesia, mereka menulis sebuah karya, karya mereka adalah sebuah bentuk dan bentuk karya mereka adalah sebuah budaya Indonesia. Itu jelas menjadi salah satu ikon Indonesia, seperti kain batik, musik keroncong serta artefak yang lain.
Tertulis dalam sebuah situs internet di-http://budaya-indonesia.org ada beberapa item yang hilang terpatenkan oleh oknum dari negara-negara seberang. Data tersebut cukup buat tolok ukur bagi seorang penulis tinta emas ataukah bagi Dinas Pemerintahan? Disinilah letak dilemanya, bukan hanya sang penulis dan pemerintah melainkan dengan para penikmatnya. Dengan rasa kesadarannya para penikmat mungkin bisa melakukan sesuatu untuk menjaga, memelihara dan mengembangbiakkan item-item tersebut agar tak lekang oleh usia.
Dasar pendidikan adalah sebuah momentum yang tepat untuk menjaga, memelihara dan mengembangkanya karya-karya yang bernilai. Untuk itu dasar pendidikan menjadi moralitas yang menjadi momok, menakutkan tetapi tidak takut untuk membebani dirinya dengan moral keliru yang mereka cari sendiri.

Lanjutan dari halaman diatas

 

My Blog List

Top Post

Widget by Kinarakinari

Followers

Kinarakinari Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by N Ryadin S Sponsored by Online Business Journal